Membuat Paspor di Kantor Imigrasi Bantul Yogyakarta (per Februari 2018)

Saya orangnya nggak pede-an kalo belum mencaritau informasi tentang apa yang akan saya lakukan, termasuk pengurusan paspor ini. Biasalah, saya langsung gugling terkait syarat dan prosedurnya. Ada berbagai versi yang bikin saya bingung sendiri. Apalagi kan sistemnya udah berubah ya, dari yang awalnya datang langsung dan harus dari subuh2, habis itu ke sistem online dan sekarang berubah lagi hanya nomor antriannya yang onlen selebihnya datang langsung ke Kanim (Kantor Imigrasi).

Oia, info aja...sekarang nggak ada pembedaan antara paspor biasa dengan paspor haji/umroh. Semuanya sama alias cukup satu paspor, asaaal..
1. Nama udah 3 kata, kalo belum harus ditambahkan nama bin/binti
2. Pakai paspor 48 halaman karena kalau pakai yang 24 halaman kadang nggak bisa, bisa dibilang ini untung2an sih.
Nanti akan saya jelasin tentang ini lebih lanjut di bawah yaa...Jadi kita nggak usah bohong mau wisata, padahal mau umroh, hihihi..

Nah, kita ke syarat dulu, syarat saya ambil dari yang tertera di Kanim ya, dan ini harus difotokopi ukuran A4. Inget, harus A4 ya. Kalo di Kanim Bantul ada mesin fotokopi, jadi kalo belum difotkop nggak usah khawatir.
1. KTP (fotkop & asli)
2. KK (fotkop & asli)
3. akte lahir, akta nikah/buku nikah, ijazah (fotkop & asli). Nah, disini saya mau cerita dikit. Untuk fotokopiannya emang saya serahin semua, tapi untuk dokumen asli engga karena akta lahir saya masih di Madiun, dan kata petugasnya bisa diganti dengan buku nikah aja. Jadi dokumen asli yang saya perlihatkan hanya buku nikah aja, kalo suami pakai akte lahir aja (nggak pakai buku nikah), ternyata gapapa tuh.
4. surat rekomendasi dari biro travel KALAU kita mau umroh dan nama kita cuma 1 atau 2 kata. Karena dari Arab Saudi memang mensyaratkan harus 3 kata namanya. Nah, surat rekomendasi ini fungsinya buat nambahin nama kita itu. Kalau udah 3 kata namanya, nggak perlu surat rekomendasi travel.
5. surat rekomendasi dari instansi buat PNS/Polri/TNI. saya nggak pakai ini, ternyata nggak ditanyain juga tuh.

Udah cuma itu aja syaratnya, nggak perlu pakai materai atau map hijau.

Nah, sebelum datang, kita musti ambil antrian onlen di web imigrasi di https://antrian.imigrasi.go.id/. Nah, karena dalam sehari terbatas yang dilayani, maka kita bisa milih di tanggal-tanggal yang masih tersedia. Jamnya pun bisa milih, mau pagi atau siang. Nanti di menu daftar permohonan, kita bisa klik buat dapetin barcode nya. Nah, berhubung nggak ada keterangan apa-apa di webnya, nggak tau lah kalo musti ngambil barcodenya. Tapi ternyata nggak papa juga, karena nanti pas kita datang langsung bakal dibantuin sama petugasnya.

Prosedurnya:
1. Kita ke front office, disini bakal dikasi formulir buat diisi. Cuma 2 lembar aja sih, pastikan kalian inget TTL orang tua yah, haha.. Bagusnya sih kita datang setengah jam sebelum jadwal yang tertera di antrian onlen, biar bisa ngisi formulir.
2. Isi formulir seperti biasa. Bawa pulpen sendiri yaaa...
3. Kalau udah diisi, kita ke front office lagi buat nyerahin formulir dan kelengkapannya. Berkas diceknya cuma sekilas aja kok. Habis itu kita dikasi nomor antrian dan tunggu sampai nomor kita dipanggil ke loket.
4. Nanti di loket data kita akan diinput. Disini berkas asli ngga dicek SAMA SEKALI.
5. Habis itu langsung pindah ke meja sebelah untuk difoto dan diambil sidik jarinya. Foto harus keliatan jidatnya, jadi deh jilbab antem saya harus dimundurin yang berakibat fatal: pipi saya terlihat cabi-cabi menggemaskan, wkwkwk..
6. Setelah itu kita dikasi form pengantar pembayaran yang isinya kode bayar
7. Bayar paspor di bank manapun atau kantor pos. Kalau saya ke bank mandiri. Nanti bayarnya pake formulit transferpay dan langsung ke teller. Mungkin di ATM bisa juga kali ya, tapi pastikan ada struknya karna itu yang akan kita pakai buat ambil paspor. Pembayaran ini maksimal 7 hari sejak tanggal permohonan kita.
8. Ambil paspor. Paspor akan jadi dalam 5 hari kerja setelah tanggal kita bayar. Kalo saya hari Kamis kan ngurusnya, paspor saya jadinya Kamis minggu depan.
Total cuma butuh sejam lah di kantor imigrasi. Buat ngisi formulir sampai selesai.

Nah, ngomongin tentang paspor 24 halaman dan 48 halaman. Dulu...paspor 24hal ini identik dengan paspor TKI, tapi mulai beberapa tahun belakangan udah engga lagi. Jadi kita bisa pakai juga si paspor 24hal ini. Tapiii...kadang ada negara yang masih belum ngeh dengan peraturan baru ini, jadi dianggapnya kita TKI gitu. Terutama negara yang masih harus pakai visa ya. Kalo untuk yang deket-deket aja kayak Singapore atau Malaysia gapapa kali ya. Tapi berhubung saya dan suami males rempong ntar, jadi kami langsung pakai yang 48hal. Kata petugasnya pun kalau untuk umroh, direkomendasikan yang 48hal untuk mengurangi potensi masalah di imigrasi. Walaupun yaa...selisihnya lumayan sih, 200rebu-an. Tapi jika Anda nggak masalah berdebat dengan petugas imigrasi (kalau ada masalah) dan mau dengan senang hati menjelaskan kedudukan paspor 24hal dan 48hal, pakai yang 24 halaman juga nggak papa.

Moga-moga berguna yaa infonya :)